Jumat, 21 Juni 2013

Parade Puisi 40

gre publishingPARADE PUISI 40

PEMIMPIN PULANG
Empat cara pulang bagi Pemimpin dari Perjuangan.
Dia pulang dengan kepala tegak, membawa hasil perjuangan.

Dia pulang dengan kepala tegak, tapi tangan di belenggu musuh
untuk calon penghuni terungku, atau lebih dari itu,
riwayatnya akan menjadi pupuk penyubur tanah Perjuangan bagi para Mujahidin seterusnya.

Dia pulang. Tapi yang pulang hanya namanya.
Jasadnya sudah tinggal di Medan Jihad.
Sebenarnya, di samping namanya, juga turut pulang ruh-nya yang hidup dan menghidupkan ruh umat
sampai tahun berganti musim, serta mengilhami para pemimpin yang akan tinggal di belakangnya.

Dia pulang dengan tangan ke atas,
kepalanya terkulai, hatinya menyerah kecut
kepada musuh yang memusuhi Allah dan Rasul.
Yang pulang itu jasadnya, yang satu kali juga akan hancur.
Nyawanya mematikan ruh umat buat zaman yang panjang
Entah pabila umat itu akan bangkit kembali, mungkin akan diatur oleh Ilahi dengan umat yang lain, yang lebih baik, nanti.
Ia “Pemimpin” dengan tanda kutip.

...Adakalanya ada nakhoda berpirau melawan arus.
Tapi berpantang ia bertukar haluan, berbalik arah.
Ia belum pulang.
(MOHAMAD NATSIR di MEDAN DJIHAD, 24 AGUSTUS 1961 M/ MAULID 1381 H ).



<em>Kepada Fiatin Qalilatin
“ Minal ‘Aidin Wal Fa-izien”

Telah bertingkah guruh dan petir,.
Seakan kilat hendak menyambarmu,
Telah Menghitam awan di hulu,
Seakan gelamat hendak melandamu.
Telah berdendang lagu dan siul,
Seakan Rayuan membawamu hanyut,
“Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa lillahil hamd”.
Hanya Allah Yang Maha Besar
Kepada Nya pulang puji dan syukur, Kembalilah kamu kedalam Hidayat dan Taufiq Nya.
Di sana letak Pangkalan merebut Kejayaanmu.
Pancangkan Petunjuk Ilahy dalam Kalbumu,
“Cukuplah Allah bagimu tempat berlindung
Dia-lah yang akan menegakkan pendirianmu,
Dengan pertolongan langsung dan pada Nya”,
‘ Dan Kekuatan Mukminin sama se-iman’
“Iannahu laa yukhliful mie-‘aad !
“MINAL ‘AIDIN WAL FAA-IZIN !”
Mohamad Natsir,
1 Syawal 1380 H / 18 Maret 1961 M.

PROFIL CINTA ADALAH "IMAN",

Cinta anugerah Allah.
yang mengandung kejujuran dan hikmat.
yang mengandung keadilan dan amanat.
yang hiasannya adalah iffah
Cinta adalah kesanggupan menahan diri supaya
tak terjerembab kepada yang mudharat
Cinta adalah kekuatan mengalah semenit untuk menang seumur hidup.

Cinta diwarnai oleh syaja'ah
berani menempuh bahaya untuk merebut suatu kemashlahatan, yang sanggup membawa badan
berakit ke hulu berenang ketepian.
Profil cinta di tanamkan Islam sebagai sumbangan bagi peradaban
agar manusia tidak bertungkus lumus dalam nafsu, amarah dan kema'shiyatan, fatamorgana dan 'asyik ma'syuk.
Cinta adalah buah yang manis dari Iman.
(H.Mas’oed Abidin, Profil Cinta, September 1997)


GUGAHAN CINTA

Ungkapan manis gugahan cinta.
Allah titiskan dalam wahyu Nya
susunan indah menyentuh kalbu,
hanya hati membatu jua yang tak akan tertembus
tajamnya mata panah cinta.
INKUNTUM TUHIBBUNALLAH FATTABI'UNI …..
YUHBIBKUMULLAH,
WAYAGHFIRLAKUM DZUNUBAKUM.
Manisnya cinta ada pada pendirian kekar,
perjuangan dan pengorbanan semuanya,
hanya mungkin tumbuh subur mekar,
di lahan mahabbah kepada Allah dan Rasulullah.
Bila Allah telah ditinggalkan …,
kemanakah cinta akan dicari ….. ??
Lama ku berlayar di laut lepas
Tiada badan ini kenal lelah
Setiap kali aku berlabuh
Selalu di pelabuhan tenang nan indah
Di teluk redha MU,
Wahai Allah

(H.Mas’oed Abidin, Profil Cinta, September 1997)

TANYA DAN DO’A
Tentang hidup di desa ini, dari dahulu sampai kini
Banyak, cerita ku dengar
Dan pengalaman dan penderitaan dirasa
Hidup dilingkungan bahan bertimbun
Terlena dibuai nyanyian alam
Alpa menggali aneka guna
Meranalah hidup hampir tak punya,
Dini hari ..........., Dalam upacara ini ............
Berdegup jantungku merangkum tanya
Munajat jiwaku memohon do’a.
Adakah ini mula masanya
desauan air sungai ngalau dicelah celah batu ini
bertukar derum mesin diruang pabrik
lambaian bambu mendaduhkan daun-daun ini
berganti cerobong tinggi mengepulkan asap,
gerobak bemo, pedati kayu, ditarik insan mandi keringat
bertukar rupa truk, dan gerbong menyilang siur,
punggung membungkuk meranting tulang
mendukung derita menjelma manusia manusia baru
makmur bahagia .......


Hidup dengan Nikmat Cinta

Cinta menghias hati.
Cinta gejolak jiwa,
ghairah dan kasih fithrah manusia.
Hikmah cinta sangatlah besar.
Cinta perisai kokoh
menghadapi ujian dan cobaan
berat dan ringan di perjalanan.
Tak ada cinta tanpa rintangan

(H.Mas’oed Abidin, Profil Cinta, September 1997)

Tidak ada komentar: