Minggu, 17 Agustus 2008

Ekonomi dalam gagasan Mohamad Hatta cocok dengan zaman kini

12/08/08 23:27
Sistem Ekonomi Bung Hatta Cocok dengan Kondisi Saat Ini

Jakarta (ANTARA News) - Sistem Ekonomi yang diusung oleh proklamator
Indonesia Muhammad Hatta masih cocok dengan kondisi saat ini bahkan bisa
menjawab kesejahteraan bagi rakyat kecil.

Hal tersebut diungkapkan oleh Anwar Abbas, pengarang buku "Bung Hatta dan
Ekonomi Islam, Pergulatan Menangkap Makna Keadilan dan Kesejahteraan" dalam
peluncuran buku tersebut di Jakarta, Selasa.

Anwar melihat sistem perekonomian global dan Indonesia belum dan semakin
tidak berpihak kepada rakyat miskin.

"Stiglitz (pemenang nobel Joseph E Stiglitz) mengatakan sistem ekonomi hari
ini kurang berpihak kepada rakyat miskin karena itu perlu sistem ekonomi
alternatif," kata Dosen Ekonomi Islam Fakultas Syariah Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Anwar mengatakan sistem ekonomi yang diusung Bung Hatta bisa menjawab hal
itu.

"Bagaimana pemerintah mempunyai komitmen menyelenggarakan ekonomi
berkeadilan dan bisa menyejahterakan rakyat. Saya lihat pemerintah sudah
berusaha tapi tidak maksimal," kata Ketua Majelis Ekonomi Pengurus Pusat
Muhammadiyah itu.

Anwar melihat apabila pemerintah benar-benar menerapkan sistem perekonomian
seperti pada Pasal 27, Pasal 33 dan Pasal 34 UUD 1945 maka kesejahteraan
rakyat bisa tercapai.

"Fenomena perekonomian saat ini egoistik dan individualistik sehingga
keragaman, kebersamaan dan persatuan tidak tercapai," kata Sekretaris
Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.

Pemikiran ekonomi Hatta secara substansial dapat dinilai sejalan atau
paralel dengan konsep Islam terutama dilihat dari sisi falsafah, tujuan
nilai-nilai dasar dan nilai instrumentalnya.

Oleh karena itu pemikiran ekonomi Hatta bisa dilihat sebagai salah satu
bagian dalam pemikiran ekonomi Islam.

Anwar mengatakan disertasinya tersebut memperkuat kesimpulan dari Nurcolish
Majid dan Sri Edi Swasono yang melihat sosok Bung Hatta sebagai sosok yang
religius.

"Sehingga kedua tokoh ini mempertanyakan kesimpulan yang menyatakan bahwa
Hatta adalah seorang nasionalisme atau muslim sekuler seperti dikemukakan TH
Sumartana dan Ricklets dan Endang Saifuddin," kata Anwar.

Anwar mengatakan bahwa Sri Edi Swasono mengungkapkan pemikiran ekonomi yang
dikembangkan Hatta terkait pada tauhid keislaman yang berdasar hakekat
kehidupan bangsa ataupun manusia.

"Hatta melihat bahwa alam semesta termasuk harta kekayaan milik Allah oleh
karena itu ekonomi harus menjunjung nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan
dengan mengaplikasikan.(*)

COPYRIGHT C 2008
http://www.antara.co.id/arc/2008/8/12/sistem-ekonomi-bung-hatta-cocok-dengan
-kondisi-saat-ini/

Tidak ada komentar: